Oleh karena itu, berfungsinya aqal seseorang untuk dapat berpikir adalah pokok dari segala kepu-tusan orang tersebut untuk dapat memutuskan suatu pemikiran dengan benar atau justru salah, atau melakukan maupun tidak melakukan suatu perbuatan. Fungsi aqal yakni berpikir ditentukan oleh empat unsur: otak yang waras ( اَلدِّمَاغُ الصَّالِحُ ), indera manusia ( حَوَّاسُ الإِنْسَانِ ), informasi sebelumnya ( اَلْمَعْلُوْمَاتُ السَّابِقَةُ ) dan fakta ( اَلْوَاقِعُ ). Keempat unsur tersebut dipastikan oleh realitas atau hakikat ber-pikir itu sendiri dan juga oleh sejumlah dalil naqliy antara lain. Setiap fakta yang terindera ( اَلْوَاقِعُ الْمَحْسُوْسُ ) maka dapat dipikirkan eksistensi dan hakikatnya oleh aqal, sehingga keputusan untuk menetapkan hukum terhadap fakta tersebut (ada, tidak ada, benar, salah dan sebagainya) harus berdasarkan kepada dalil aqliy. Siang, malam, aqal, berpikir, metode berpikir, iman kepada Allah SWT, iman kepada Al-Quran, masyarakat dan sebagainya, semuanya adalah fakta yang realitas atau hakikatnya ditetapkan berdasarkan dalil aqliy.
Koleksi Buku 2003 Sasongko, Wisnu 'Armageddon: peperangan akhir zaman menurut. Judul: Armageddon: peperangan akhir zaman menurut Al-Qur'an, Hadits, Taurat, dan. Download Now for Free PDF Ebook armageddon peperangan akhir zaman menurut al quran hadits taurat dan injil wisnu sasongko at our Online Ebook Library.
Inilah yang dituntut oleh pernyataan Allah SWT. Diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir berikut diturunkannya Al-Quran sebagai wahyu Allah SWT yang penghabisan dan ditetapkannya Islam sebagai رِسَالَةُ اللهِ لِلنَّاسِ كَافَّةً ( ri-salah Allah bagi seluruh manusia), memastikan bahwa informasi wahyu ( دَلِيْلاً نَقْلِيًّا ) yang masih ber-laku serta benar bagi kehidupan manusia adalah hanya yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan yang dibenarkan oleh Al-Quran yaitu As-Sunnah, Ijma Sahabat dan Qiyas. Ungkapan مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ memastikan bahwa Al-Quran membenarkan seluruh kitab yang telah diturunkan oleh Allah SWT, antara lain yang paling dekat dengan masa Al-Quran sendiri yakni Taurah dan Injil. Kemudian ungkapan وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ memastikan bahwa eksistensi Al-Quran berserta seluruh ketentuan Allah SWT yang ada di dalamnya (syariah Islamiyah), berposisi sebagai حَاكِمًا yakni menjadi standard bagi benar dan salahnya semua kitab sebelumnya. Lalu pernyataan لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا menetapkan bahwa setiap Nabi beserta umatnya masing-masing adalah diberi syariah ( شِرْعَةً ) dan jalan ( مِنْهَاجًا ) sendiri-sendiri oleh Allah SWT dan itu termasuk Nabi Mu-hammad saw dengan شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا berupa syariah Islamiyah.
Realitas tersebut adalah taqdir Allah SWT sehingga aqal manusia tidak perlu mempersoalkannya dan yang harus diputuskan oleh aqal adalah melaksanakan seluruh ketentuan Allah SWT yang telah ditetapkan dalam شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ter-sebut masing-masing dengan sempurna: فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ. Bahkan ketika Islam diturunkan maka se-cara otomatis seluruh شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang pernah diturunkan sebelumnya adalah berakhir masa berla-kunya dan menjadi شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا yang salah dan haram diberlakukan oleh seluruh manusia termasuk Yahudi (penganut syariah Taurah) dan Nashara (penganut syariah Injil). Pemahaman ini sesuai de-ngan pernyataan Rasulullah saw. Diberikan kepadaku lima perkara yang belum pernah diberikan kelimanya itu kepada seorang pun dari kalangan para nabi sebelumku: aku diberi pertolongan dengan munculnya ketakutan (pada musuh) dalam perjalanan sebulan dan dijadikan bagiku bumi itu sebagai masjid serta suci sehing-ga ketika seseorang dari umat ku telah datang kepadanya waktu shalat maka shalatlah dan diha-lalkan bagiku ghanimah dan seorang nabi itu diutus kepada kaumnya saja sedangkan aku diutus kepada seluruh manusia dan diberikan kepadaku syafaah. Allah SWT telah sejak awal Nabi Musa as dan Nabi Isa as diutus telah memberikan informasi pasti kepada Bani Israil ( اَهْلُ التَّوْرَةِ وَاَهْلُ الإِنْجِيْلِ ) tentang akan diutusnya Nabi terakhir yakni Mu-hammad saw dan fakta itu dicantumkan baik dalam Taurah maupun Injil. Artinya kedatangan Nabi Muhammad saw yang menjadi penutup para Nabi dan Rasul sama sekali bukan hal yang bersifat tiba-tiba, dadakan dan mengejutkan, melainkan telah sangat dinantikan oleh seluruh manusia saat itu yang didominasi oleh Bani Israil.
Diutusnya Nabi Muhammad saw menjadi Nabi terakhir memastikan bahwa Al-Quran (sumber Islam) adalah ketentuan Allah SWT yang menggantikan ketentuan sebelumnya yakni yang ber-sumber dari Taurah dan Injil. Sehingga اَهْلُ التَّوْرَةِ وَاَهْلُ الإِنْجِيْلِ secara otomatis wajib meninggal-kan kedua kitab langit tersebut dan beralih secara total kepada Al-Quran. Apalagi pada faktanya selama sebelum Islam diturunkan pun mereka tidak dan belum pernah memberlakukan Taurah maupun Injil secara sempurna, menyeluruh dan utuh dalam kehidupan mereka. Allah SWT me-nyatakan. Wisnu Sasongko, M.T.
Menjadikan berbagai informasi dalam Taurah dan Injil yang dia klaim berhubungan dengan Armageddon, sebagai asas untuk membangun pemikirannya dan itu menempati minimal 90 persen dari keseluruhan gagasan dia yang ada dalam bukunya. Bahkan seluruh informasi dari Taurah dan Injil dia jadikan sebagai arus utama dan pokok bagi seluruh pemikiran, gagasan mau-pun khayalannya tentang Armageddon. Sedangkan beberapa ayat Al-Quran dan hadits yang dia guna-kan hanya diposisikan sebagai pelengkap, penyempurna dan penguat bagi seluruh pemikiran, gagasan maupun khayalannya yang telah dia bangun berdasarkan informasi Taurah dan Injil. Jadi ayat dan ha-dits tersebut hanya dijadikan legitimasi alias pensah bagi seluruh kesimpulan yang muncul dari hasil berpikirnya dengan asas informasi dari Taurah dan Injil.
Lebih mengerikan lagi adalah dia telah me-langkah lebih jauh untuk semakin keliru yakni dengan melakukan ta’wil terhadap hampir seluruh in-formasi yang dia ambil dari Taurah dan Injil. Sikap tersebut telah menjadikan buku “ARMAGED-DON: PEPERANGAN AKHIR ZAMAN” sebagai tempat sampah besar yang berisi berbagai sam-pah informasi yang bercampur baur dengan sampah kesimpulan, gagasan dan khayalannya sendiri yang dia bangun berdasarkan informasi sampah tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan realitas kompo-sisi sumber informasi maupun kesimpulan, gagasan dan khayalan yang dibangun berdasarkan sumber informasi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa buku tersebut sama sekali bukan buku ilmiah bahkan tidak dapat dikategorikan sekedar fiksi ilmiah sekali pun. Tentu saja, buku tersebut akan semakin tidak bernilai apa pun dan sebaliknya akan semakin menjadi sampah, jika dicoba dianalisis dengan metode berpikir aqliyah yang mengharuskan empat unsur dalam berpikir yakni otak, indera, fakta dan in-formasi tentang serta seputar fakta. Metode aqliyah mewajibkan informasi itu harus bersumber dari yang pasti ( قَاطِعًا جَازِمًا ) dan kepastian dapat dibuktikan oleh aqal.
![Buku Armageddon Peperangan Akhir Zaman Pdf Writer Buku Armageddon Peperangan Akhir Zaman Pdf Writer](/uploads/1/2/4/7/124724041/557662287.jpg)
Sumber informasi seperti itu hanya ada dua kelompok yakni: (a) realitas atau hakikat atau sifat fakta itu sendiri yang terindera dan (b) sumber informasi wahyu ( دَلِيْلاً نَقْلِيًّا ) yang bersifat قَاطِعًا جَازِمًا seperti Al-Quran dan hadist mutawatir. Anonymous teori yang dicopi paste di artikel ini sudah benar, tapi Dul-Lim tidak mampu menggunakan teori itu untuk membedah buku Armagedon itu, hingga terlahir kesimpulan yang salah kaprah. Saya coba baca buku armadgon itu di google books, buku itu didahului oleh kronologi berdasarkan hadith dan juga Quran, maka jika sdr Dul Lim menanggap buku itu berisi sampah bahkan tempat sampah besar berarti anda menganggap hadith dan Quran dlm buku itu juga sampah? Jangan sok intelek, ini menunjukkan anda kurang ilmiah dalam menulis.
Kamu ingin menjadi Ice Breaker handal? Rajin-rajinlah mencari informasi dan jangan lupa dipraktekkan. Sebelumnya saya tidak tahu apa itu Ice Breaking, karena selama ini disetiap kegiatan/acara, saya paling sering diamanahkan menjadi seksi konsumsi.
Saya pertama kali mendengar kata Ice Breaking ketika melihat susunan acara di salah satu kegiatan kampus. 'Apa itu Ice Breaking?' Seketika saya bertanya ketika melihat kata tersebut. Begitu jawab teman saya singkat.
Setelah saya cari tahu, ternyata ice breaking adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghidupkan suasana, biasanya sering dipakai saat acara diklat/ seminar. Waktu diklatsar Jambore nasional kemaren misalnya , saat itu seorang mc bertanya, 'Siapa yang mempunyai ice breaking yang banyak?'
Tak ada seorang pun yang mengangkat tangan, entah karena malu atau apalah. 'Kita harus belajar menjadi ice breaker ya.' Kita disarankan untuk mencari contoh-contoh Ice Breaking di internet. Dan mulailah saya belajar, karena hal ini wajib buat saya, mengingat posisi saya sebagai calon guru SD. Berikut beberapa kumpula Ice Breaking yang saya rangkum. Copas dari link sebelah. Dalam pendampingan terhadap kelompok belajar di tengah masyarakat, kita sudah biasa menganggap bahwa masyarakat hanyalah penerima informasi, dan bukan pemberi atau sumber informasi.
Mengubah kebiasaan atau cara pendang yang sudah lama kita miliki, merupakan hal sulit. Kita biasanya selalu menggunakan kacamata kita.
Kita menggunakan bahasa, symbol, gambar, informasi dan teknologi yang berasal dari ‘kebudayaan’ kita. Kita tidak memperhatikan apa kesulitan yang dialami masyarakat untuk menerima hal – hla yang tidak biasa bagi mereka. Sebenarnya, program yang kita kembangkan perlu dinilai menurut kacamata masyarakat, berdasarkan apa yang mereka butuhkan, dengan cara yang mudah diterima mereka.
Buatlah lingkaran-lingkaran kecil yang terdiri dari 5 – 6 orang. Dalam satu lingkaran ada satu orang berdiri di tengah lingkaran. Satu orang yang berdiri di tengah lingkaran tersebut menutup mata dan menyilangkan tangan di depan dada. Kemudian, orang berdiri di tengah lingkaran menjatuhkan diri dengan mata tertutup dan tangan dilipat di depan dada ke arah manapun.
Menjatuhkan diri dengan bebas dan tidak kaku. Cara menjatuhkan badan adalah kaki tetap tidak berpindah, namun badan yang jatuh. Orang-orang yang berdiri mengelilinginya harus siap sedia menyangga tubuh orang yang jatuh ke arahnya. Lakukan bergantian. Setiap orang mendapatkan kesempatan untuk berdiri di tengah lingkaran dan menjatuhkan diri secara bebas.